Visit Sponsor

Written by 3:20 pm CONSOLE GAMES, NEWS, PC GAMES

Ananta Preview TGS 2025 – Game “GTA Wibu” yang Gak Takut Ambisius

“Project Mugen” ke Comeback Paling Gokil di TGS 2025

Ada momen di TGS 2025 yang bikin booth NetEase super padat: munculnya Ananta, si “game hilang satu tahun” yang tiba-tiba nongol lagi dengan gaya lebih segar dan lebih… wibu. Dulu orang kenalnya sebagai Project Mugen, tapi entah kenapa setelah ganti nama, game ini mendadak hilang dari radar publik. No news, no tweet, kayak nge-ghost komunitasnya sendiri. Lalu boom—Tokyo Game Show 2025 datang, dan Ananta balik dengan gameplay full demo berdurasi 30 menit.

Yang bikin rame bukan cuma comeback-nya, tapi kesan pertama yang langsung bikin banyak pengunjung nyebut satu hal: “GTA versi anime, bro!”.

Bayangin perpaduan dunia urban ala Grand Theft Auto dengan nuansa anime penuh warna. Kota fiktifnya, Nova City, tampil dengan gaya sinematik dan detail hidup—penuh area gedung tinggi, gang sempit, pantai neon, taman hiburan, sampai distrik bisnis berlampu LED. Visualnya bukan hyper-realist kayak Cyberpunk 2077, tapi punya charm khas anime masa kini yang bikin mata betah.

Lighting dan pencahayaannya bahkan sempat jadi bahan omongan netizen. Golden hour-nya Nova City tampil lembut tapi dramatis; efek mataharinya jatuh ke jalanan seolah diambil pakai kamera sinematik. Banyak yang bilang “grafiknya aman”, tapi atmosfernya? Dewa.

Yang lebih unik lagi, karakter di Ananta bisa didapetin secara gratis, bukan lewat gacha seperti dugaan awal gamer. Tapi ya, unsur kosmetik berupa skin dan aksesoris tetap dirumorkan bakal ada (karena, well, gacha = duit). Tanpa sistem loot predator, strategi monetisasi NetEase di sini masih jadi tanda tanya besar. Apakah semata jualan fashion digital bakal cukup nutupin biaya produksi sebesar ini? Mungkin aja, kalau komunitasnya loyal. Tapi buat sekarang, Ananta justru jadi contoh langkah berani di tengah tren free-to-play yang makin “haus dompet”.

Gameplay Ananta: Campuran GTA, Spider-Man, dan Yakuza

Kalau ada penghargaan untuk “game paling banyak referensi”, kayaknya Ananta udah auto-menang. Gameplay-nya langsung terasa campur-aduk — dalam cara yang surprisingly fun.

Mulai dari karakter yang bisa swing antar gedung kayak Spider-Man, berantem brutal ala Yakuza, sampai ngegas mobil sport sambil nembak musuh bak adegan Uncharted, semuanya ada. NetEase kayak pengen bilang: “kalau bisa dimasukin semua, kenapa enggak?”

Dalam demo TGS, sesi gameplay dibagi dua bagian: mission terstruktur dan free roam. Di misi pertama, karakter utama—dijuluki “The Captain”—dimasukkan ke kekacauan Nova City. Lo disuruh ngelawan geng jalanan, kabur dari kejaran polisi, dan akhirnya ikut adegan kejar-kejaran mobil sinematik lengkap dengan bunga sakura beterbangan. Momen ini bahkan mirip scene Uncharted 4, kata banyak pemain.

Masuk ke mode bebas, wujud aslinya baru kelihatan: Ananta adalah open-world RPG stylish penuh kebebasan, di mana lo bisa main banyak karakter dengan gaya unik. Mau jadi polisi yang berpatroli, hacker yang bikin kekacauan, influencer yang selfie di jalanan? Semuanya bisa.

Komunitas juga nemuin fitur absurd tapi lucu: ada karakter yang bisa interogasi warga kayak detektif beneran, sementara karakter lain malah bisa high-five warga dan foto bareng. NetEase kelihatannya memang niat nyiptain dunia yang “hidup dan absurd dalam waktu bersamaan”.

Tapi tentu enggak semua dipuji. Bagian traversal alias mobilitas masih terasa “kureng”. Swinging-nya kelihatan keren di trailer, tapi saat dimainkan, rasanya ringan—nggak punya momentum. Enggak ada berat badan atau efek tarikan kayak Spider-Man asli. Bahkan jaringnya kadang nempel di langit, literally “swing ke udara kosong”. Kekurangan ini sering dikeluhkan banyak pemain di booth. Tapi ya, ini masih versi demo—masih bisa dibenerin.

Meski begitu, Ananta tetap sukses nyiptain gameplay soup yang aneh tapi adiktif. Lo bisa pindah dari duel tangan kosong ke mantul di dinding terus lempar mobil musuh ke atas, semua dalam hitungan detik. Chaos, tapi keren.

Dunia Nova City: Hidup, Ramai, dan Nggak Sekadar Kosong

Salah satu daya tarik terbesar Ananta adalah Nova City, dunia terbuka yang bukan cuma luas, tapi berisi. Dari gameplay yang ditunjukkan publik di TGS, dunia ini punya layer vertikal: atap gedung, tingkat jalan, dan ruang bawah tanah—semuanya playable dan punya fungsi.

Game ini juga memperkenalkan sistem “3C” (Character, Camera, Control) yang kasih fleksibilitas penuh buat eksplorasi. Lo bisa naik motor, manjat gedung, naik kereta bawah tanah, atau terjun bebas ke jalanan sambil dorong mode parkour. Setiap distrik punya gaya tersendiri—pantai yang santai, downtown neon, dan gang hitam penuh misteri Yokai modern.

Interaksinya juga bukan hiasan. Pemain bisa ngobrol sama warga, ikut acara malam, atau dapet side quest absurd kayak bantuin orang mabuk nyari sandal. Kombinasi antara estetika anime dan ritme game urban bikin Nova City rasanya kayak Tokyo x Hong Kong dengan bumbu cyber wibu.

Satu hal yang patut diapresiasi adalah kemampuan Ananta menjaga keseimbangan antara arah “serius tapi fun”. Dari yang diperlihatkan, game ini bukan cuma soal brutalitas aksi. Kadang lo bisa nemuin momen slice-of-life—nongkrong di taman, ngopi di antara neon sign, atau sekadar ngeliatin matahari terbenam sambil musik chill mengalun. Ananta ingin jadi hidup, bukan hanya ramai.

Secara teknis, animasinya clean dan color grading-nya vibrant. Engine Unity 6 yang dipakai Naked Rain (developer internal NetEase) memperlihatkan potensinya di sini—transisi antar-animasi halus banget, bahkan di tengah kerusuhan jalan raya.

Apakah Ananta Layak Jadi Game Open World Paling Gila dari Asia?

Jawaban pendeknya: iya, tapi dengan catatan tebal.

Ananta bukan game paling orisinal di dunia, tapi bisa jadi salah satu yang paling berani. Ini kayak cermin industri game modern: absurd, over-the-top, tapi tetap niat nyenengin pemainnya. Referensinya ke banyak game besar mungkin bikin beberapa orang nyengir geli (“ini kayak copy-paste banget, bro”), tapi gameplay-nya justru nyatu dengan surprisingly cohesive.

Dalam 30 menit sesi di booth NetEase, banyak media besar sepakat: game ini punya soul of chaos yang menyenangkan. Terlalu dini buat nyebut masterpiece, tapi cukup kuat buat bikin hype-nya valid.

Kalau NetEase beneran dengerin feedback TGS—terutama soal swing dan physics-nya—Ananta bisa jadi pembuka era baru buat game open-world anime. Enggak cuma buat pasar Asia, tapi global.

Dan di tengah gempuran game triple-A gelap dan depresif, Ananta hadir kayak reminder bahwa gaming itu juga bisa absurd, lucu, dan hangat dalam waktu bersamaan.

Jadi kalau lo suka game yang berani nyampur elemen tanpa takut dibilang aneh, Ananta wajib banget masuk wishlist. Game ini belum punya tanggal rilis resmi, tapi roadmap menuju 2026 udah dikonfirmasi NetEase lewat situs resmi.

Satu hal pasti: Nova City bakal rame lagi pas rilis nanti. Siap-siap aja ngelihat GTA berubah jadi anime urban penuh swing, chaos, dan neon vibes yang ngangenin.

Visited 5 times, 1 visit(s) today
Close