Tiap tahun, Tokyo Game Show (TGS) selalu jadi ajang yang ditunggu gamer dunia. Namun untuk 2025 ini, spotlight terbesar jelas jatuh ke Nioh 3, seri terbaru dari Team Ninja yang siap jadi ujian sabar digital generasi baru. Demo 30 menit-nya aja udah cukup bikin jari kram dan napas ngos-ngosan — sensasinya campur antara frustrasi, kagum, tapi juga rasa pengen main lagi.
Bagi penggemar genre soulslike, ini bukan sekadar game aksi brutal. Nioh 3 berubah jadi hybrid combat experience dengan sistem dual mode Samurai dan Ninja yang sukses mencuri perhatian pengunjung TGS. Dari lighting yang makin realistis sampai flow pertarungan yang serba cepat, semua terasa kayak versi “dewasa” dari game pendahulunya.
Dunia Baru yang Gak Cuma Gelap, Tapi Hidup
Dari menit pertama demo, Nioh 3 langsung narik pemain ke dunia Jepang feodal yang suram tapi menawan. Di sini, bukan cuma latar yang gelap—tapi seluruh atmosfernya hidup. Kabut yang menggantung, ranting yang berderak, dan Yokai yang ngintai dari balik pepohonan menciptakan sensasi tegang setiap detiknya.
Kali ini, Team Ninja berani main di zona semi-open-field. Artinya, kamu gak cuma stuck di koridor tapi bisa memilih rute: mau naik ke tebing, menyelinap lewat gua, atau ngerasain shortcut ke shrine. Vertikalitas jadi elemen baru di Nioh 3—dan beneran bikin tiap pertempuran terasa lebih taktis.
Efek visual juga jadi nilai jual besar. Berkat lighting dan bayangan real-time, tiap obor atau ledakan skill menciptakan suasana sinematik. Apalagi saat kamu lawan boss di kuil yang runtuh, semuanya tampil megah tapi tetap kelam khas seri ini.
Cerita? Masih misterius. Tapi dari yang diperlihatkan di demo, protagonis kali ini dikaitkan kuat dengan tema waktu dan pertempuran antar era. Ada kesan bahwa perjalananmu bukan cuma lawan Yokai, tapi juga “melawan nasib.” Menarik, ambisius, dan tetap bergaya Jepang banget.
Samurai vs Ninja: Dua Mode, Dua Dunia
Salah satu hal paling gila dari Nioh 3 adalah sistem barunya: dual combat system. Bayangin kamu bisa main dua karakter dengan gaya main ekstrem beda, tapi dalam satu tubuh.
Mode Samurai hadir buat yang cinta gaya klasik: tebasan berat, stance tinggi, dan fokus ke ki pulse presisi. Makin disiplin, makin kuat seranganmu. Cocok buat pemain veteran yang hidup dari timing dan sabar.
Sebaliknya, Mode Ninja terasa kayak upgrade masif yang ngasih kecepatan dan kelincahan tanpa ampun. Di sini kamu bisa dash cepat, lempar kunai, hingga air step menghadapi Yokai lincah. Bahkan ada sistem baru bernama Mist System, alat ninja yang bisa nge-cancel efek Yokai realm kalau dipakai di timing tepat.
Kerennya, ganti mode gak butuh loading atau animasi ribet. Satu pencet aja — bam! — langsung berubah gaya main. Kombinasi serangan Samurai berat terus disambung combo Ninja cepat terasa kayak bermain dua game sekaligus.
Dan feedback komunitas soal senjata langsung ditanggepin cepat. Sekarang kamu bisa dual-equip empat senjata sekaligus, dua buat setiap mode. Ini bukan sekadar tambahan slot, tapi ngasih ruang eksperimen build gila dari pemain hardcore. Mau gaya berat–ringan? Atau stealth–brutal? Semua bisa.
Pertarungan Tajam, Animasi Halus, tapi Gak Ampun
Kalau kamu pikir Nioh 2 udah bikin sengsara, tunggu sampai kamu ketemu Takeda Shingen versi Yokai di demo TGS. Boss ini gabungan antara disiplin Samurai dan brutalitas iblis — dua fase dengan pola yang gila rumit.
Di fase pertama, Shingen masih manusia, pakai serangan tebas presisi dengan parry solid. Tapi masuk fase kedua, tubuhnya meledak cahaya ungu, tanduk tumbuh, dan seluruh arena berubah jadi Yokai realm. Gak ada waktu buat ngaso, dan justru di situlah “zen” sejati gamer diuji.
Sistem stamina alias Ki juga dirombak total. Kalau salah atur ritme, karakter bisa “macet” dan jadi sasaran empuk. Tapi kalau kamu jago nge-timing ki pulse di Ninja Mode, kamu dapet buff damage dan gerak cepat ekstra — reward yang bikin adrenalin melonjak.
Dari sisi teknikal, animasi pertarungan Nioh 3 luar biasa smooth. Transisi serangan antar mode nyaris seamless, dan efek benturan senjata terasa berat dan nyata. Ini salah satu game souls-like paling responsif di tangan gamer.
Dan meski semua terasa sadis, Nioh 3 tetap lebih “manusiawi.” Gak ada trek ulang sejauh Sekiro atau Wo Long. Shrine checkpoint lebih banyak, looting lebih efisien, dan fast travel otomatis aktif buat shrine yang udah dikunjungi. Kombinasi antara keras tapi adil — formula yang bikin banyak pemain makin cinta.
Hardcore Tapi Adaptif, Keras Tapi Ramah
Yang paling mind-blowing? Nioh 3 berhasil tetap hardcore tanpa harus nyiksa kayak dulu. Tim dev sadar banyak gamer baru pengen nyobain, tapi tetap pengen rasa “legit.”
Beberapa poin quality-of-life bikin game ini jauh lebih ramah:
- UI lebih bersih dan transparan
- Drop item masuk akal (gak lagi loot sampah)
- Tutorial subtle tapi informatif
- Shrine bisa kasih quick build suggestion based on style
Namun jangan seneng dulu — gameplay-nya tetap brutal. Bahkan developer sendiri gagal ngalahin boss versi demo saat live stream. Tapi justru di situ letak keindahan Nioh: rasa frustrasi yang enak, sensasi nyaris menang yang bikin ketagihan buat nyoba lagi.
Buat pemain baru, dual-mode bantu eksplorasi gaya unik tanpa paksaan. Ninja Mode kasih aksesibilitas, Samurai Mode pertahankan identitas. Untuk veteran, sistem build makin dalam — ada synergy skill antar mode dan kombinasi magic baru yang bisa di-chain cross stance. Ini bukti Team Ninja tahu cara menyeimbangkan hardcore dan fun.
DNA Lama, Evolusi Baru
Setelah nyobain demo TGS, jelas satu hal: Nioh 3 bukan sekadar sekuel. Ini reinterpretasi total dari filosofi “mati, belajar, menang.”
Team Ninja ngasih bukti kalau mereka gak sekadar ngejar tren soulslike, tapi nyiptain sesuatu yang punya nyawa dan ritme sendiri.
Dual Mode bikin tiap pertempuran unpredictable, visual gelapnya ngasih karakter kuat, sementara audio-battle — gesekan pedang, teriakan musuh, napas berat karakter — beneran nancep di kepala.
Kalau kamu pencinta tantangan, Nioh 3 bukan lagi cuma game: ini ujian karakter. Tapi buat yang baru mau coba, jangan takut — karena kali ini, Team Ninja udah bukain sedikit ruang buat lo bernafas sebelum dihajar lagi.
Game ini bakal rilis 6 Februari 2026 di PlayStation 5 dan PC via Steam. Dan jujur aja — siapin mental dari sekarang, karena kayaknya cuma Nioh yang bisa bikin penderitaan terasa seindah ini.
