7 Zombie Game 2025 yang Paling Wajib Di-wishlist Gamer PC
Tahun ini, zombie game 2025 benar-benar balik ngetop, dan bukan cuma karena nostalgia “tembak zombie, beres”. Sekarang, mayat hidup jadi bahan campuran buat macam-macam resep: dari parkour horor, co-op medieval, sampai extraction FPS yang bikin tangan dingin. Buat kamu yang main di PC dan lagi mikirin game apa yang pantas di-wishlist, ada tujuh judul zombie 2025 yang lagi sering banget nongol di berbagai list “Top Upcoming Zombie Games” dan layak dibedah lebih dalam.
Kenapa Zombie Game 2025 Meledak Lagi dan Siapa Bintang Utamanya
Kalau diperhatiin, hampir tiap bulan 2025 ada aja video “Top 30 New Upcoming Zombie Games of 2025” atau “Must-Play Upcoming Zombie Games 2025 (PC)” yang naik di YouTube. Di situ, tujuh nama muncul berulang-ulang: Dying Light: The Beast, Blight: Survival, The Midnight Walkers, Hunger, Into the Dead: Our Darkest Days, Killing Floor 3, dan Nakwon: Last Paradise. Ini bukan sekadar “daftar panjang biar kelihatan banyak”, tapi tanda kalau ada gelombang zombie baru yang serius, dengan pendekatan genre jauh lebih beragam dibanding era Left 4 Dead dulu.
Dying Light: The Beast sering diletakkan di urutan atas karena posisinya sebagai kelanjutan dari seri yang sudah kuat banget di komunitas. Dari potongan info dan preview, game ini tetap mengandalkan parkour di kota yang hancur plus horor malam hari, tapi dengan skala aksi dan kekerasan yang dinaikkan satu level. Techland jelas lagi main aman sekaligus berani: mereka nggak ninggalin identitas Dying Light, tapi juga nggak mau game baru ini terasa cuma “ekspansi besar”.
Di sisi lain, Blight: Survival justru berdiri sejauh mungkin dari kota modern. Game ini ngebawa kamu ke era perang abad pertengahan, di mana wabah mengubah medan perang jadi tanah berburu zombie berarmor. Senjata utamanya bukan lagi rifle atau shotgun, tapi pedang, palu perang, dan busur — sesuatu yang langsung bikin dia kelihatan beda di antara tumpukan zombie shooter modern.
Lalu ada The Midnight Walkers yang mulai jadi bahan obrolan di kalangan pencinta extraction FPS. Alih-alih peta open world, semua kekacauan dikurung di satu gedung raksasa bernama Liberty Grand, dan di situ lahir kombinasi berbahaya antara zombie agresif, gas beracun, dan pemain lain yang bisa jadi teman atau eksekutor dadakan. Creator yang fokus bahas “hardcore zombie extraction” berkali-kali nunjuk game ini sebagai salah satu rilis paling menegangkan di awal 2026, tapi hype-nya sudah kebentuk dari berbagai countdown 2025.
Nama Hunger muncul buat ngisi slot survival horor yang vibe-nya lebih pelan, lebih depresif, dan nggak fokus ke aksi besar-besaran. Dari cara beberapa artikel dan video ngomongin, game ini pengin menekan sisi “lapar, dingin, dan kesepian” di tengah apocalypse, bukan sekadar kegagahan ngelibas ratusan zombie.
Into the Dead: Our Darkest Days datang sebagai upgrade serius dari IP mobile Into the Dead. Bukan lagi endless runner, tapi survival side-scrolling kelam di kota Texas, di mana kamu harus mikir soal keselamatan sekelompok survivor, bukan cuma satu karakter heroik. Game ini beberapa kali masuk list “upcoming zombie games” sebagai opsi buat gamer yang PC-nya nggak sekuat itu, tapi tetap pengin kedalaman sistem dan cerita.
Killing Floor 3 dan Nakwon: Last Paradise melengkapi paket dari dua sisi ekstrem. Killing Floor 3 jadi wakil co-op arena yang super brutal dan penuh efek partikel, target utamanya gamer yang mau fun instan bareng teman. Sementara Nakwon: Last Paradise ngarah ke zombie survival PvPvE dengan nuansa kota Korea yang padat, lebih grounded, dan sangat mengandalkan stealth plus baca situasi sosial antarpemain.
Melihat jajaran ini, jelas banget kalau zombie game 2025 bukan lagi soal satu formula yang diulang. Setiap judul punya “jualan utama” sendiri, dan itu bikin diskusi di komunitas terasa lebih seru: bukan cuma debat mana yang paling keren, tapi juga mana yang paling cocok sama gaya main masing-masing.
Bedah Satu-satu: Dari Parkour Sampai Extraction Hardcore
Dying Light: The Beast – Fantasi Lari di Atap Kota yang Nggak Pernah Gagal
Buat banyak orang, Dying Light adalah definisi modern dari parkour zombie game. The Beast digadang-gadang sebagai bab baru yang lebih gelap dan agresif, sekaligus kesempatan kedua buat Techland nunjukin kalau mereka masih jadi raja di niche ini. Walaupun detail finalnya masih ditahan, berbagai list upcoming zombie game selalu naro judul ini di bagian depan karena reputasi dan potensi.
Dari sudut pandang gameplay, fokus Dying Light: The Beast tetap dua: pergerakan dan rasa takut. Siang hari, kamu bakal sibuk lompat, wall-run, dan pakai hook buat menjelajahi kota sambil nyari resource. Malam hari, dunia yang sama berubah jadi zona larangan, dengan musuh yang lebih cepat, lebih kuat, dan AI yang kelihatan jauh lebih aktif dibanding generasi sebelumnya.
Yang bikin game ini relevan di 2025 adalah cara dia nanggung dua jenis pemain: yang mau main solo, nikmati cerita dan eksplorasi, dan yang mau chaos co-op bareng teman. Dengan hardware PC sekarang, ekspektasi terhadap detail kota, crowd undead, dan sistem kondisional (cuaca, waktu, noise) juga naik. Kalau Techland berhasil ngejawab tuntutan itu, The Beast hampir pasti jadi salah satu rilis zombie terbesar tahun ini.
Blight: Survival – Kalau Soulslike Ketemu Wabah Zombie
Di antara semua zombie game 2025, Blight: Survival mungkin yang paling gampang bikin orang nengok cuma dari satu screenshot. Armor berat, pedang berdarah, hutan berkabut, dan siluet undead berkeliaran di medan perang — kombinasi yang langsung nunjukin ini bukan zombie shooter biasa.
Blight: Survival ngajak kamu dan maksimal tiga teman turun ke dunia abad pertengahan yang sudah dirusak penyakit misterius. Daripada peluru, di sini kamu ngitung stamina ayunan pedang dan posisi kaki. Setiap duel dengan manusia terinfeksi atau makhluk menjijikkan lain jadi mirip tarian maut: satu serangan miss bisa bikin kamu kehabisan tenaga dan kebuka buat diserang balik.
Hal menarik lain dari Blight: Survival adalah pendekatan semi-open world. Bukannya level linear, kamu bakal menjelajahi wilayah yang cukup luas dengan rute alternatif, shortcut, dan area rahasia yang sering kali dijagain musuh lebih kuat atau jebakan. Game ini mendorong kerja sama tim yang lumayan serius: satu orang narik agro, satu lagi flank, satu jagain pintu keluar. Accident kecil kayak salah roll ke arah jurang atau nggak lihat jebakan lantai bisa langsung jadi bahan ketawa—atau bahan marah—di voice chat.
Buat gamer Indonesia yang doyan Soulslike tapi pengin main bareng teman tanpa harus selalu PVP duel, Blight: Survival itu kombinasi yang lumayan jarang: intens, taktis, tapi tetap punya momen “rame-rame panik” yang asyik.
The Midnight Walkers – Satu Gedung, Banyak Cara Buat Mati Konyol
The Midnight Walkers masuk ke kategori zombie game 2025 yang lebih “niche tapi kuat”. Ia nggak jual tampilan open world luas, tapi satu gedung raksasa bernama Liberty Grand yang tiap lantainya bisa jadi cerita berbeda. Di sini, zombie bukan satu-satunya masalah; pemain lain dan gas beracun sama menyeramkannya.
Sebagai extraction FPS, game ini memposisikan tiap run sebagai taruhan tinggi. Kamu masuk bawa loadout seadanya, cari loot, dan harus nemuin titik ekstraksi sebelum terlambat. Di tengah jalan, kamu bakal ketemu zombie dengan berbagai varian, tangga darurat sempit yang penuh suara aneh, dan mungkin tim lain yang lagi ngincer rute yang sama.
Yang bikin The Midnight Walkers kelihatan beda adalah struktur vertikal dan fokus suara. Setiap langkah, tembakan, atau pintu dibuka kasar itu informasi. Pemain yang sabar bakal dengerin langkah kaki di atas plafon atau di lantai bawah, nunggu momen paling chaos buat masuk dan nyolong loot dari pertarungan yang sudah bikin dua pihak lain setengah sekarat.
Sistem kelas—Brick, Crow, Lockdown, Bartender—nambah lapisan dinamika tim. Brick bisa jadi tameng hidup, Crow jadi eksekutor cepat, Lockdown jadi mata tim dari jauh, dan Bartender jadi “dokter aneh” yang nentuin siapa yang selamat di menit terakhir. Di luar itu, layer crafting dan trading bikin setiap item yang kamu bawa keluar punya nilai jangka panjang.
Kalau kamu tipe gamer yang suka adrenalin, suka debat keputusan setelah wipe, dan senang ngakak bareng teman karena satu run hancur gara-gara keserakahan, The Midnight Walkers kelihatan kayak calon “game toxic tapi nagih” berikutnya di list kamu.
Hunger – Saat Zombie Jadi Latar, Lapar Jadi Monster Utama
Hunger mungkin nggak se-vokal judul terkenal lain, tapi di banyak artikel dan video daftar horor 2025, game ini selalu disorot sebagai wakil genre survival yang lebih pelan dan melankolis. Fokusnya bukan di semburan darah dan efek partikel, tapi di hal-hal kecil yang jarang dikasih spotlight: suhu tubuh, persediaan makanan, dan beban mental karakter yang terus-menerus berada di batas.
Setting Hunger digambarkan sebagai kota dingin yang sudah lama mati, dengan jalanan sunyi, rumah-rumah kosong, dan suara angin yang terlalu sering terdengar sendirian. Zombie atau makhluk terinfeksi di sini bisa jadi ancaman, tapi dari narasi yang ada, kayaknya developer lebih tertarik mengulik sisi manusiawi: seberapa jauh seseorang rela pergi buat makan, siapa yang dikorbankan, dan gimana perasaan bersalah itu menghantui setiap langkah.
Buat gamer yang capek dengan zombie game serba heboh, Hunger berpotensi jadi pengalaman yang lebih intimate. Ini tipe game yang mungkin kamu mainkan sendirian, pakai headset, sambil pelan-pelan nyusun ulang jawaban atas pertanyaan “kalau dunia jatuh kayak gini, gue bakal jadi orang kayak apa?”
Into the Dead: Our Darkest Days – Dari HP ke PC, tapi Jauh Lebih Serius
Into the Dead: Our Darkest Days adalah contoh IP mobile yang benar-benar niat bermigrasi ke pengalaman PC. Bukan cuma di-upscale, tapi diredesain jadi survival 2.5D yang lebih dalam.
Di sini, kamu nggak cuma lari tanpa henti seperti di versi original. Kamu mengelola sekelompok survivor yang berusaha melarikan diri dari kota Texas yang sudah jatuh ke tangan undead. Gameplay-nya menggabungkan eksplorasi side-scrolling melalui rumah, jalan, dan toko dengan keputusan manajemen: siapa yang di depan, siapa yang bawa apa, dan apakah risiko masuk ke satu bangunan sebanding dengan potensi loot di dalamnya.
Game ini menarik karena bridging dua dunia: cukup ringan secara teknis untuk banyak PC mid-range, tapi secara tema dan sistem, cukup berat buat kamu yang suka mikir. Pilihan kayak meninggalkan orang yang terluka atau kembali buat nyelamatin mereka punya konsekuensi mekanis dan emosional. Kalau kamu pengin zombie game 2025 yang bisa dimainkan santai tapi masih punya kedalaman narasi, Our Darkest Days adalah kandidat kuat.
Killing Floor 3 – “Ngopi Bareng, Hajar Monster Bareng”
Killing Floor 3 sejujurnya nggak terlalu rumit kalau dibanding judul lain di daftar ini—dan justru itu kekuatannya. Seri ini sudah lama dikenal sebagai co-op horde shooter tempat kamu dan teman-teman nongkrong sambil ngabisin gelombang monster (bukan zombie murni, tapi kerap dimasukin ke list yang sama karena feel-nya mirip).
Entry ketiga ini menjanjikan skala lebih besar, senjata lebih gila, dan musuh yang makin grotesk. Di banyak countdown, Killing Floor 3 disebut sebagai “comfort pick”: kalau kamu nggak yakin mau komit ke extraction atau survival naratif, tapi tetap pengin sesuatu bertema undead/monster, ini game yang nyaris pasti aman.
Buat komunitas warnet virtual, Killing Floor 3 itu kayak paket: co-op, banyak kelas, dan sesi pendek yang bisa berakhir kapan aja tanpa rasa bersalah. Dan di 2025, dengan hardware yang makin kuat, potensi visual kacau balau penuh efek partikel dan potongan tubuh makin besar.
Nakwon: Last Paradise – Zombie di Kota yang Terasa Dekat
Terakhir, Nakwon: Last Paradise bawa nuansa Asia yang jarang muncul di line-up zombie internasional. Setting-nya kota Korea yang padat, dengan gang-gang sempit, apartemen vertical, dan toko-toko kecil di jalanan yang langsung bikin gamer Asia Tenggara ngerasa, “ini kayak di lingkungan sendiri, cuma lebih kacau.”
Nakwon adalah PvPvE survival yang lebih pelan dan lebih taktis. Fokusnya bukan cuma di tembak-menembak, tapi juga di membaca niat pemain lain, menyelinap di antara zombie, dan memanfaatkan lingkungan kota untuk bertahan hidup. Ini game yang butuh kesabaran: langkah kaki yang terlalu kencang, pintu yang dibanting, atau tembakan ceroboh bisa bikin kamu diincer dua pihak sekaligus.
Bagi gamer Indonesia, Nakwon menarik karena representasi kotanya terasa akrab: gedung dempet, jalan sempit, minimarket yang berserakan, dan suasana urban yang nggak mulus seperti kota futuristik di game barat. Kalau kamu mau zombie game 2025 yang grounding-nya lebih realistis dan dekat dengan keseharian (minus undead), ini salah satu pilihan paling fresh.
Zombie Game 2025 Bikin Selera Gamer Makin Spesifik
Melihat tujuh judul ini bareng-bareng, kelihatan jelas kalau zombie game 2025 bukan cuma bangkit, tapi juga pecah jadi banyak cabang. Ada yang pengin memberi kamu fantasy lari dan belah kepala nonstop, ada yang pengin bikin kamu mikir keras, ada juga yang cuma pengin jadi alasan ketawa bareng di voice chat.
Buat kamu sendiri, langkah paling realistis adalah jujur sama gaya main. Kalau kamu suka chaos terkontrol, Dying Light: The Beast dan Killing Floor 3 mungkin harus jadi prioritas. Kalau kamu mau sesuatu yang menegangkan dan teknis, The Midnight Walkers dan Nakwon: Last Paradise pantas nempatin slot atas di wishlist. Kalau yang dicari adalah cerita dan rasa “manusia biasa di tengah kiamat”, Hunger dan Into the Dead: Our Darkest Days terdengar lebih cocok.
Satu hal yang pasti: selama developer masih berani ngulik formula baru, zombie nggak akan pernah benar-benar habis di industri game. Tinggal kamu tentuin, di skenario kiamat 2025 ini, kamu lebih pengin jadi parkour pro, kesatria berat, penghuni mall terkutuk, atau warga kota yang cuma pengin lewat sehari lagi tanpa digigit.
